Setiap usai panen, masyarakat Desa Paring Agung Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kandangan) Kalimantan Selatan biasanya sibuk mempersiapkan permainan musiman mereka. Permainan tradisional itu ialah bermain kalayangan (layang-layang) Dandang dengan ukuran lebar mencapai 4 meter dan panjang 6 meter dilengkapi pula dengan dua buah Kukumbungan.
SIAP TERBANG - Dandang dengan ukuran lebar mencapai 4 meter dan panjang 6 meter |
Kukumbangan adalah media yang mengeluarkan suara terbuat dari satu ruas bambu besar jenis batung berdiameter mencapai 12 cm dengan panjang sekitar 50 cm. semakin besar dan panjang Kukumbangan maka semakin nyaring suara yang dikeluarkannya.
Kukumbangan ditaruh dibahu dandang dan diikat dengan tali, sedangkan bibirnya diarahkan ke depan sehingga bila hembusan angin menerpanya maka keluarlah suara menyerupai bunyi kumbang, berdengung dan bergemuruh. Itulah makanya alat ini disebut kukumbangan.
Kukumbangan ditaruh dibahu dandang dan diikat dengan tali, sedangkan bibirnya diarahkan ke depan sehingga bila hembusan angin menerpanya maka keluarlah suara menyerupai bunyi kumbang, berdengung dan bergemuruh. Itulah makanya alat ini disebut kukumbangan.
KUKUMBANGAN - Macam-macam Kukumbangan |
Bambu jenis ini sudah mulai langka dan banyak tumbuh dipegunungan, tak heran kalau harga satu pasang kukumbangan mencapai puluhan sampai ratusan juta rupiah. Konon di Desa Sarang Halang Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan ada yang berminat menukarkan mobil Toyota Avanzanya dengan sepasang kukumbangan, namun si pemilik kukumbangan masih enggan melepasnya. Satu hal yang unik lagi dengan kukumbangan adalah usianya yang mencapai tiga puluhan tahun.
Rangka dandang dibuat dari bambu tua pilihan yang dikeringkan bahkan ada yang merendamnya lebih dahulu ke dalam air lumpur beberapa bulan agar bambu menjadi kuat dan tidak mudah dimakan kumbang maupun rayap. Untuk membuat sebuah dandang diperlukan waktu hampir satu minggu dengan biaya ratusan ribu sampai jutaan rupiah tergantung ukuran dandang.
![]() |
DANDANG - Membuat dandang perlu waktu sekita satu minggu |
Tubuh dandang terbagi ke dalam empat bagian, pertama bagian paling atas disebut dengan patuk (kepala), kedua awak (badan) ketiga papat (sejenis kaki) dan keempat buntut (ekor) dari kain panjang sehingga akan meliuk-liuk bila ditiup angin ketika ‘diterbangkan’. Rangka dandang yang sudah dibentuk dengan ikatan tali-tali untuk memperkuatnya kemudian dilapisi dengan kertas atau plastik sehingga terbentuklah dandang yang utuh. Disetiap ujung dari dandang tersebut digantungi rumbai (kertas atau plastik yang sudah digunting menyerupai tali) sebagai hiasannya.
Uniknya lagi masing-masing dandang dan kukumbangannya punya nama tersendiri, misalnya, Wali Kutub, Amuk Hantarukung, Ampera, Bendera, Naga Balimbur (sejak 1972), Sunan Kalijaga, Gunung Mas, Galunggung (sejak 1972) sampai Mbah Surip dan masih banyak nama unik lainnya.
KUKUMBANGAN - Sunan Kalijaga salah satu nama unik kukumbangan |
Keunikan lainnya adalah kekompakkan para pecinta layang-layang ini yang banyak tersebar di dua daerah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kandangan) dan Kabupaten Tapin (Rantau), berjarak sekitar 130 km dari Banjarmasin, ibukota Kalimantan Selatan. Masyarakat dua daerah ini biasanya mengadakan event badandang (bermain layang-layang dandang) disepanjang musim kemarau, biasanya diselenggarakan disetiap usai panen padi. Undangan badandang disampaikan dari mulut ke mulut atau dengan selebaran yang ditempel di tempat umum, warung teh dan sebagainya, siapapun yang berminat untuk menyaksikannya tidak dipungut biaya sepeserpun.
Setiap event badandang dihadiri ratusan dandang dan masyarakat untuk menyaksikannya dihibur dengan lantunan syair Japin Banjar.
Acara akan semakin meriah kalau angin berhembus deras, masing-masing si empunya dandang mempersiapkan dandangnya untuk diterbangkan, ditarik dengan seutas tali panjang oleh satu atau beberapa orang (untuk dandang yang besar) dengan satu atau dua orang meanjung (mengarahkan kepala dandang ke atas) dengan terlebih dahulu mengikuti aba-aba teman lainnya. Setengah jam kemudian maka akan terdengar bunyi kukumbangan yang saling bersahutan, bergemuruh dan bisa didengarkan sampai puluhan kilometer.
Saking banyaknya peserta yang mengikutinya tidak jarang ada saja tali-tali dandang tersebut saling terkait sehingga menyebabkan dandangnya oleng dan jatuh ke tanah dan mengundang gelak tawa para penonton, namun semangat mereka untuk meundak (menerbangkannya) kembali tidak pernah hilang, inilah salah satu keunikannya lagi.
Tradisi Badandang akan terus turun temurun dalam masyarakat Banjar khususnya Kandangan dan Rantau dengan semangat kebersamaan, kekeluargaan, rakat mufakat dan ruhui rahayu sampai tuntung pandang dilandasi oleh jiwa Waja Sampai Kaputing.
wayah nie ada yang belampu di pasang bubuhannya di atas sentra antasari om ae, 1/2 bulan kada beturunan ujar.. wkwkwkwkwkk
BalasHapushahahaha.. iyakah Om..napa nang dipasang, balon kah?
HapusMulai bahari sudah belampu, nang beulah urang Madura, lihai2 buhannya. Tapi wayahini agak jarang kulihat di Banjarmasin.
Hapusbentuknya ampun urang madura tu sama kaya kita ni jua lah Om?
HapusNah nang balampu tu aku ada melihat malam mulai binuang ke rantau... sangkah ku apa kah galirap2an...
BalasHapusOia di, ada mitos nh jar abahku biasanya setiap acara badandangan jarang mau barangin... bujur lah tu? hehe
he eh wahini dilampui urang dandangnya..
Hapusiya ah, nah am kada bisa tadangar pang, tapi dasar bujuran mun urang baistilah baacara biasanya kada barangin, mun hari-hari barangin haja pang..
Numpang nambahiakan nah dingsanaklah..
BalasHapusFoto paling bawah: boleh disebut dengan istilah "dandang manyungkam" (badan dandang menghunjam ke tanah).
Hal ini biasanya terjadi karena salah setting "tali rajut", angin berhembus terlalu kuat, atau bisa pula karena sang tukang "undak" dandang yang belum terlalu lihai "manyisit dan malumbar" tali (menarik dan melepaskan tali) pada saat mau menurunkan dandang dari udara. Maka disitulah perlu teknik tertentu dalam menurunkan dandang dan menjaganya agar badan dandang turun mendarat tetap dalam posisi datar. Ada kepuasan dan kebanggan tersendiri biasanya bagi sang "tukang undak" dandang bila kita bisa menurunkannya hingga mulus ketanah belukar tanpa cacat atau robek. Karena ada beberapa kemungkinan yang terjadi bila kita salah dalam melumbar tali saat menurunkannya. Kemungkinan pertama; dandang manyungkam (seperti foto diatas) dan menyebabkan patuk dandang patah. Kerusakan itu masih biasa, karena bila jatuhnya dandang terlalu kuat bahkan bisa merusakkan badan dandang itu sendiri beserta "kukumbangannya" (pecah, dll). Kemungkinan kedua adalah, dandang bisa mengenai tali dari dandang lain disebelahnya, atau tersangkut dipepohonan.
Jadi,layaknya seorang pilot pesawat yang mendaratkan pesawat ke landasan, ia harus lihai membawa pesawatnya agar dapat mendarat dengan mulus.
Demikianlah kira-kira salah satu sudut dari banyak sudut keunikan lainnya dalam BADANDANG.
nah mantap tatambahannya, rinci banar Om ai..terima kasih..
HapusMantap nah, habarnya sagan nang kd talihati orang bedandang di kandangan. Lagi halus dahulu sorang bisa jua membawa bukah dandang sampai tagulung2 hahhahahhhaa seep
BalasHapusiya am, barakat bulik urang saruan badandang..wahini kawa haja lah kira2 mambawa bukah pulang Om..? hihi..
HapusWah, rasa Rindu lawan Kampung Halaman ih. Ulun lagi halus bediam di Rantau Pang (Tapin). Keganangan behari bebubukahan besasanjaan menaikakan dandang
BalasHapusiya ah, nah sadang bajalanan ka kampung pulang, rami takumpulan mambawa bukah dandang.
Hapuswuih keren nie.. waktu kecil suka main layang-layang dengan berbagai bentuk. Tapi di daerahku Pasuruan tidak ada acara seperti ini. Anak-anak juga jarang yang main layang-layang sekarang.. tdk tahu apa penyebabnya.. mungkin anak-anak sekarang lebih sering main game online..heheh
BalasHapusiya kayaknya, udah gak zamannya kali yah..padahal tradisi layang-layang patut untuk dilestarikan..
Hapusitu bisa bunyi kenceng ya gan..
BalasHapusiya..tergantung besar dan panjangnya kukumbangan..
HapusTradisi itulah yang harus dipertahankan... jangan sampai hilang dimakan waktu ^._.^
BalasHapusbetul banget..mesti kita jaga dan pelihara tradisi ini..
HapusTulisannya bagus mang, lanjutakan
BalasHapusTwit @BuhanPahuluan